Harga Minyak Pemangkasan Pasokan

Harga Minyak Kembali Naik, Manuver Saudi-Rusia Bikin Pasokan Lebih Ketat

Harga minyak kembali naik di pasar Asia pada hari Rabu (06/09), tetap berada pada level tertinggi dalam 10 bulan terakhir. Langkah Arab Saudi dan Rusia untuk memotong pasokan lebih besar dan lebih lama dari yang diperkirakan telah menyiratkan bahwa pasokan minyak akan lebih ketat tahun ini.

Harga minyak terus naik dari sesi sebelumnya setelah Arab Saudi mengumumkan rencananya untuk memperpanjang pemotongan produksi sebesar 1 juta barel per hari hingga akhir Desember, sementara Rusia akan tetap membatasi ekspor sebesar 300.000 barel per hari hingga akhir tahun, dengan rencana untuk meninjau kembali pemotongan ini setiap bulan sesuai dengan kondisi pasar.

Langkah ini mengejutkan pasar, mengingat analis sebelumnya memperkirakan bahwa perpanjangan pemotongan produksi oleh Saudi dan Rusia hanya akan berlangsung hingga akhir Oktober. Tetapi pasar minyak global akan menjadi jauh lebih ketat tahun ini, terutama jika permintaan tetap stabil.

Minyak Brent yang berakhir pada bulan November menguat sebesar 0,1% menjadi $90,24 per barel, sedangkan minyak WTI yang berakhir pada bulan Oktober naik sebesar 0,3% menjadi $86,93 per barel pada pukul 07.36 WIB. Kedua jenis minyak tersebut berada pada level tertinggi sejak pertengahan November.

Pangkas pasokan membantu imbangi buramnya ekonomi dan ketidakpastian suku bunga

Pemotongan pasokan pada hari sebelumnya telah membantu pasar untuk mengatasi kekhawatiran terhadap perlambatan permintaan di China, yang muncul setelah sejumlah data ekonomi yang bervariasi dari negara pengimpor minyak terbesar di dunia tersebut.

Meskipun dolar menguat, harga minyak masih bergerak naik, karena greenback mencapai level tertinggi dalam enam bulan menjelang pertemuan Federal Reserve minggu ini.

Kekhawatiran mengenai perlambatan permintaan di China dan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama telah memberikan tekanan pada harga minyak sepanjang tahun ini, ketika pemulihan ekonomi China terhenti dan Federal Reserve mempertahankan sikap hawkish-nya.

Hal ini telah mendorong harga minyak turun ke level terendah $70 per barel, yang memaksa Arab Saudi untuk mengurangi produksi dan mendukung harga. Arab Saudi bersama Rusia telah mengumumkan sejumlah pemotongan produksi sejak bulan April, yang pada gilirannya telah membantu harga minyak tetap positif selama tahun ini. Brent dan WTI telah naik sekitar 10% sepanjang tahun 2023.

Namun, kenaikan harga minyak ini memberikan beban pada sentimen pasar secara keseluruhan, karena investor khawatir tentang potensi inflasi yang disebabkan oleh harga bahan bakar yang lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat mengganggu ekonomi global.

Di pasar komoditas lainnya, harga karet mencapai $139,50 di Singapura, harga batubara Newcastle di ICE London mencapai $156,00, harga kakao AS naik 1,53% pada dini hari, harga minyak sawit mencapai $3.873,00, dan harga kacang kedelai naik 0,48% pada pukul 09.09 WIB. Harga kopi robusta di London berada di $2.459,00, harga kopi AS naik 1,11%, sementara harga gas alam turun 0,43% pada pukul 09.24 WIB.

Brent dan WTI alami backwardation, pasar harap adanya pengetatan jangka pendek

Terlihat bahwa dua kontrak minyak yang paling banyak diperdagangkan diperdagangkan dengan harga yang lebih tinggi daripada kontrak yang akan berakhir pada akhir tahun. Sebagai contoh, kontrak futures Brent yang akan berakhir pada bulan Desember diperdagangkan seharga $89,51 per barel, sementara kontrak futures WTI yang akan berakhir pada bulan November diperdagangkan seharga $86,15 per barel.

Fenomena ini dikenal sebagai backwardation, yang mengindikasikan bahwa permintaan jangka pendek untuk minyak, terutama untuk pengiriman segera, diperkirakan akan jauh lebih besar daripada permintaan dalam tahun ini.

Di pasar komoditas logam, nikel naik sebesar 0,3% pada pembukaan dini hari pada hari Rabu (06/09), timah naik sebesar 2,19% pada Senin di ICE London, bijih besi turun sebesar 0,9%, dan tembaga turun sebesar 0,29% pada pukul 09.07 WIB.

 

Sumber : id.Investing.com

Disclaimer: Analisis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang Anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri Anda sendiri.