Harga Emas Turun dari Tekanan Dolar dan Yields Obligasi

Harga Emas Turun dari Tekanan Dolar dan Yields Obligasi

Pada hari Selasa (15/08), harga emas mengalami penurunan dan mendekati level psikologis penting $1.900. Pergerakan ini terjadi seiring dengan stabilnya yields obligasi dan nilai tukar dolar AS, yang masih dalam kisaran yang sama menjelang rilis data penjualan ritel yang diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai dampak dari kenaikan suku bunga terhadap pengeluaran konsumen.

Berita yang dikutip dari Reuters pada pagi hari Selasa (15/08) menyebutkan bahwa dolar AS telah mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan pada hari Senin, hal ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap ekonomi China. Sementara itu, yields obligasi AS dengan tenor 10 tahun mendekati level tertinggi sejak November.

Harga emas spot turun sebesar 0,1% menjadi $1.905,66 per ons pada pukul 09.28 WIB, dan mendekati level terendah dalam 1,5 bulan yang telah tercapai pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka mengalami penurunan sebesar 0,35% menjadi $1.937,15, demikian data dari Investing.com.

Di pasar saham Asia, terjadi penurunan hingga mendekati level terendah dalam satu bulan pada hari Selasa. Hal ini terjadi setelah bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga acuannya untuk kedua kalinya dalam tiga bulan. Tindakan ini dianggap sebagai upaya otoritas China dalam meningkatkan kebijakan pelonggaran moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi yang sedang mengalami perlambatan.

Ekonomi Jepang mengalami ekspansi selama tiga kuartal beruntun pada periode April-Juni. Namun, ketidakpastian akan potensi resesi global tetap menghantui prospek ekonomi Jepang.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengungkapkan pada hari Senin bahwa kebijakan yang dicanangkan oleh Presiden AS Joe Biden, yang menargetkan pertumbuhan lapangan kerja dan pemulihan daya saing, tetap dilanjutkan. Meskipun demikian, hasil jajak pendapat menunjukkan bahwa masyarakat Amerika masih meragukan kebijakan tersebut.

Hasil survei yang dilakukan oleh Federal Reserve New York menunjukkan bahwa masyarakat AS memperkirakan inflasi akan cenderung melemah dalam beberapa tahun mendatang.

Pergerakan komoditas pada hari tersebut mencakup penurunan harga nikel sebesar 0,7%, penurunan harga timah sebesar 1,59% di ICE London, serta penurunan harga bijih besi sebesar 0,7%. Namun, harga tembaga mengalami kenaikan sebesar 0,21% pada pukul 11.34 WIB.

Selain itu, harga karet mengalami penurunan sebesar 1,24% di Singapura, harga batubara Newcastle mencapai 136,00 di ICE London, harga kakao AS naik sebesar 0,86% hingga dini hari, harga minyak sawit mengalami penurunan sebesar 0,8%, dan harga kacang kedelai turun sebesar 0,17%.

Di pasar komoditas lainnya, harga kopi robusta di London berada pada 2.624,00, sementara harga kopi AS mengalami penurunan sebesar 4,46% pada dini hari, dan harga gas alam naik sebesar 1,07%.

– Laporan ini telah tayang di Reuters sebelumnya.

 

Sumber : id.Investing.com

Disclaimer:

Analysis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri anda sendiri.