Kenaikan Harga Emas

Harga Emas Naik kala Dolar Mundur dari Level Puncak Enam Bulan

Harga emas mengalami kenaikan dari level terendah dalam 10 hari pada hari Jumat (08/09), mengalami sedikit pemulihan karena dolar turun dari level tertinggi selama enam bulan. Sementara itu, data yang kurang memuaskan dari Jepang dan ketegangan yang semakin memburuk antara AS dan China juga mendorong permintaan terhadap logam mulia sebagai tempat perlindungan.

Meskipun demikian, harga emas masih dalam tren penurunan mingguan, terbebani oleh kekhawatiran baru terkait dengan kenaikan suku bunga setelah data yang kuat mengenai pasar tenaga kerja AS dan inflasi yang dirilis minggu ini.

Penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat telah menekan harga emas sepanjang minggu, meskipun ada beberapa tindakan profit taking yang menguntungkan harga emas pada hari Jumat. Dolar mengalami penurunan sekitar 0,2% terhadap sejumlah mata uang, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun turun sebanyak 0,8%.

Harga emas spot mengalami kenaikan sebesar 0,3% menjadi $1.925,04 per ons, sementara harga emas berjangka untuk bulan Desember juga naik sebesar 0,3% menjadi $1.948,95 per ons pada pukul 12.08 WIB. Namun, kedua instrumen tersebut masih turun sekitar 0,7% dalam sepanjang minggu ini.

Eskalasi retorika antara Washington dan Beijing, terutama setelah laporan mengenai upaya China untuk melarang penggunaan iPhone Apple oleh pejabat pemerintahnya, telah mendorong beberapa investor mencari tempat perlindungan dalam emas.

Pasar khawatir akan lebih banyak ketidakstabilan dalam perdagangan global yang disebabkan oleh eskalasi perang dagang antara AS dan China yang baru, terutama setelah beberapa anggota parlemen AS juga mendesak untuk larangan ekspor teknologi ke China.

Kekhawatiran Fed muncul menjelang rapat September

Data kuat terkait klaim pengangguran dan harga sektor jasa yang dirilis pada awal minggu ini meningkatkan kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan memiliki alasan lebih kuat untuk mempertahankan suku bunga.

Bank sentral AS juga diperkirakan akan tetap pada sikap yang hawkish di tengah tingginya inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja yang kuat, dengan dugaan bahwa bank sentral ini akan mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam lebih dari dua dekade pada bulan ini.

Potensi kenaikan suku bunga AS adalah berita buruk bagi emas, karena suku bunga yang lebih tinggi akan meningkatkan biaya peluang untuk berinvestasi dalam aset yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Selain itu, peluang terjadinya resesi di AS juga membuat emas menjadi kurang menarik sebagai safe haven. Namun, perlambatan ekonomi di negara-negara lain masih dapat mendukung permintaan terhadap logam mulia.

Data pada hari Jumat menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jepang yang lebih rendah dari perkiraan awal pada kuartal kedua, yang diikuti oleh serangkaian data ekonomi yang lemah dari China, khususnya terkait dengan perdagangan internasional dan aktivitas sektor jasa.

 

Sumber : id.Investing.com

Disclaimer: Analisis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang Anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri Anda sendiri.