Mengenal Indikator Bollinger Bands
Indikator Bollinger Bands diciptakan oleh John Bollinger pada awal 1980-an untuk membantu menganalisis volatilitas dan harga relatif dalam satu periode. Bollinger Bands terdiri dari tiga garis yang membentuk semacam batas untuk pergerakan harga. Namun, dalam praktiknya, garis tengah Bollinger Bands sering kali tidak ditampilkan karena hanya merupakan garis moving average biasa.
Bentuk Bollinger Bands menyerupai sabuk yang membatasi pergerakan harga. Ketika terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran, Bollinger Bands akan melebar dibandingkan saat kondisi pasar seimbang.
Sebagai contoh, jika pasokan lebih besar daripada permintaan, menyebabkan harga turun dari 1.2185 ke 1.2071 (114 poin), sabuk Bollinger akan melebar karena volatilitas harga meningkat. Sebaliknya, dalam kondisi pasar seimbang di mana permintaan dan penawaran cenderung sama, pasar bergerak sideways, dan Bollinger Bands akan menyempit karena pergerakan harga lebih lambat dibandingkan saat tren naik atau turun.
Sebagai indikator volatilitas, Bollinger Bands tidak berdiri sendiri. Indikator ini biasanya digunakan sebagai petunjuk awal untuk mengukur harga relatif dan volatilitas. Karena bukan indikator yang menentukan aksi, disarankan menggunakan indikator tambahan sebelum membuat keputusan buy atau sell.
Sumber : Mengungkap rahasia forex
Disclaimer:
Analisis ini hanya sebuah informasi dan tidak ada keharusan untuk diikuti. Segala tindakan / keputusan yang Anda ambil merupakan tanggung jawab penuh atas diri Anda sendiri.
OTC/CFD merupakan produk yang kompleks dan membawa risiko tinggi terhadap cepatnya kerugian finansial karena leverage. Produk ini tidak cocok bagi seluruh investor, dan mengakibatkan potensi kehilangan lebih dari jumlah deposit awal.